This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Jumat, 10 Mei 2013
Sabtu, 04 Mei 2013
Senin, 15 April 2013
Minggu, 31 Maret 2013
IKHTIAR
Saya teringat perkataan Ismail Raji Al-Faruqi, muslim Palestina yang dibunuh oleh orang Yahudi di Amerika, yang mengatakan ,”Islam is a religion of Action” Islam adalah agama aksi. Kata-kata ini sering kali menghentak saya tatkala muncul dalam diri saya sebuah kemalasan, kejenuhan dan kepasifan. Kata-kata ini sering memecut saya untuk bekerja sekuat tenaga agar bisa memenuhi tugas kehambaan, kekhalifahan dan keumatan saya.
Ya, Islam itu agama aksi, agama kerja. Agama gerak. Agama yang menekankan aktivitas dan mencegah pasivitas. Agama Islam adalah agama yang mendorong pemeluknya untuk senantiasa bergerak dan senantiasa bergerak. Beraksi dan senantiasa beraksi.
Rasulullah sering mengulang-ulang sabdanya yang mengatakan bahwa “tangan yang di atas jauh lebih baik dari tangan yang di bawah” sebuah perlambang yang menandakan bahwa orang-orang yang memberikan hartanya pada orang yang membutuhkan jauh lebih baik daripada orang yang menerima pemberian itu. Tentu saja harta yang diberikan itu berasal dari tangan yang bekerja dan otak yang aktif beraksi..
Rasulullah menunjukkan apresiasinya yang sangat tinggi pada kerja keras ini dalam berbagai kesempatan. Beliau pernah mengatakan, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Thabrani : Seandainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikul di atas punggungnya, hal itu lebih baik daripada ia meminta-memita kepada seseorang yang kadang diberi dan kadang ditolak.
Apa yang terkandung dalam sabda Rasulullah tadi adalah bahwa sebaik-baik manusia adalah seseorang yang memeras keringatnya dan menguras tenaganya demi menjaga harga dirinya, demi menyelamatkan mukanya di depan manusia agar dia tidak meminta-minta yang berarti telah menjual dirinya. Menjual harkat dan martabatnya di depan manusia dan dia akan kehilangan muka di hadapan Allah karena telah dijual di dunia. Rasulullah mendorong dan menginginkan agar umat ini menjadi umat pekerja, umat mandiri, umat yang tidak menggantungkan diri pada orang lain, lain dan bangsa lain. Umat yang mampu berdiri di atas kreasinya sendiri, di atas kemampuannya sendiri. Melalui kucuran keringat dan gejolak semangat.
Sabda Rasulullah berikut ini memperkuat penegasan bahwa Islam adalah agama yang sangat menghargai kerja keras : Bila seorang muslim menaburkan benih atau menanam tananam lalu ada burung atau manusia atau binatang yang memakan sebagian darinya niscaya hal itu akan dinilai sebagai sedekah (HR. Bukhari).
Kembali Rasulullah menekankan bahwa tangan seorang muslim adalah tangan kreatif, tangan produktif yang senantiasa menghasilkan sesuatu untuk bisa dinikmati oleh manusia, binatang dan makhluk lainnya. Seorang muslim diidealkan menjadi orang yang mengalirkan “hidup” bagi siapa yang membutuhkan, yang memberikan cahaya kehidupan bagi mereka yang tersendat
kesulitan. Seorang muslim diharapkan menjadi sosok yang mampu menghidupan gairah kehidupan seseorang, yang mampu menjadikan hidup lebih hidup dan bergairah, lebih semangat dan bermakna, lebih aktif dan sumringah.
Kamus seorang muslim telah kehilangan kosa kata “leha-leha” karena memang telah dengan sengaja dia hapus dari dalamnya. Ensiklopedi seorang muslim tidak memiliki kosa kata pengangguran karena memang ia tidak lagi dibutuhkan.
Seorang muslim menyadari sepenuhnya bahwa dirinya akan bermakna, berharga dan bermartabat jika dari dirinya mengalir karya-karya, jika dari otaknya mengalir ide-ide. Dia tidak akan pernah merasa nyaman untuk menjadi manusia lemah, manusia loyo. Sebab sikap lemah dan loyo tidak selevel dengan identitas keislamannya. Dia tidak pernah membiarkan waktunya lewat dengan leha-leha. Sebab leha-leha dan bermalas-malas, puas dengan kebodohan, rela dengan kehinaan, tidak bangkit untuk mencapai
nilai-nilai mulia, semua adalah bibit-bibit ganas penghancur semangat, kehinaan jiwa, kebekuan emosi. Ini merupakan hubungan nasab yang bergabung dengan bibit lainnya yang masih sesusuan menyia-nyiakan waktu, berpencar-pencarnya semua semangat dan bercerai-cerainya perhatian.
Seorang mukmin akan senantiasa mengisi detik-detiknya, menit-menit dan jam-jamnya dengan kerja-kerja yang bermanfaat, dengan amal-amal saleh yang menembus gelap. Dia sadar bahwa kerjalah yang mengantarkan umat Islam mampu mencapai kemuliaan. Kerjalah yang mengantarkan umat Islam mampu membangun peradaban, kerjalah yang membuat umat Islam mampu melahirkan para pahlawan, kerjalah yang membuat umat Islam mampu melahirkan para ilmuwan. Sejarah keemasan bangsa-bangsa manapun pasti dibarengi dengan anak-anaknya yang suka bekerja. Mereka membangun martabat, bangsa, budaya, peradaban dan kemanusiannya dengan kerja keras, banting tulang dan putar otak.
Kita dapatkan sebuah perintah tegas Allah dalam Al-Quran agar Rasulullah memerintahkan umatnya untuk bekerja keras karena kerja-kerja mereka akan dilihat oleh Allah dan akan dilihat oleh Rasulullah dan kaum mukminin :
وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿١٠٥﴾
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (At-Taubah : 105).
Tak ada pilihan lain bagi kita agar kita agar bisa eksis dan dihormati oleh bangsa-bangsa lainnya kecuali dengan menggenjot spirit kerja keras kita pada titik optimum dan maksimal. Tidak ada pilihan lain bagi kita selain memaksimalkan semangat kita untuk memberikan kontribusi sekecil apapun yang bisa kita lakukan demi umat manusia. Kontribusi kita adalah benih yang suatu hari bisa dipetik hasilnya, meskipun bukan oleh tangan kita.
Mainkan seluruh potensi kita, up grade energi semangat melayani, dan tampakkan pada dunia bahwa Islam dan kaum muslimin adalah manusia kerja yang mengharapkan ridha Tuhannya. Lalu katakan : Labora ergo sum (aku bekerja maka aku ada).
Hadist Rasulullah
Siapakah orang yang bangkrut itu?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya :
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut ( pailit ) itu ?” Mereka
(para sahabat ) menjawab : “Orang yang pailit di antara kita adalah
orang yang tidak mempunyai uang dan harta”. Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menerangkan : “Orang yang pailit dari ummatku adalah
orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan
zakatnya, namun dia datang dan (dahulu di dunianya) dia telah mencela si
ini, menuduh (berzina) si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah
si itu dan telah memukul orang lain (dengan tidak hak ), maka si ini
diberikan kepadanya kebaikan orang yang membawa banyak pahala ini, dan
si itu diberikan sedemikian juga, sehingga ketika kebaikannya sudah
habis sebelum dia melunasi segala dosanya (kepada orang lain), maka
kesalahan orang yang dizhalimi di dunia itu dibebankan kepadanya,
kemudian dia dilemparkan ke api neraka. (HR. Muslim).
Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari kebangkrutan dunia dan akherat, insya Allah..
Sabtu, 30 Maret 2013
Doa Rasulullah saatkesulitan
Doa Rasulullah Ketika Menghadapi Kesulitan dan Kekhawatiran
Doa Agar Mudah Melunasi Hutang
Hutang adalah tanggungan harta di pundak orang yang meminjam kepada pihak yang memberi pinjaman. Sebagai hak sesama hamba, hutang memiliki konskuensi yang berat di dunia dan akhirat. Jika seseorang memiliki hutang kepara orang lain, maka ia wajib membayar lunas hutang tersebut.
Seandainya seseorang yang memiliki hutang meninggal dunia, namun hutang-hutangnya belum dibayarkan secara lunas, maka hutang itu akan tetap menjadi tanggungan dirinya di alam kubur dan alam akhirat. "Segala dosa diampuni atas diri orang yang mati syahid, kecuali hutang." sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam sebagaimana diriwayatkan oleh imam Muslim.
Imam Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Jika seorang laki-laki yang meninggal dan memiliki hutang dibawa kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam, maka beliau bertanya, "Apakah ia meninggilkan harta yang bisa untuk melunasi hutangnya?"
Jika beliau diberitahu bahwa orang yang meninggal itu memiliki harta untuk melunasi hutangnya, maka beliau akan menshalatkan jenazahnya. Adapun jika beliau diberitahu bahwa orang yang meninggal itu tidak memiliki harta untuk melunasi hutangnya, maka beliau bersabda, "Hendaklah kalian menshalatkan jenazah sahabat kalian ini!"
Rasululullah shallallahu 'alaihi wa salam telah mengajarkan beberapa doa agar seseorang mendapat kemudahan dari Allah Ta'ala untuk melunasi hutang-hutangnya. Berikut ini di antaranya.
Doa Pertama
Dari Abu Wail berkata: "Ada seorang (budak) laki-laki datang kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu dan berkata, "Wahai amirul mukminin, saya tidak mampu melunasi uang syarat pembebasan saya, maka bantulah saya!"
Mendengar hal itu, Ali bin Abi Thalib berkata, "Maukah engkau apabila aku ajarkan kepadamu beberapa patah kata yang telah diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam kepadaku. Dengan beberapa patah kata itu, seandainya engkau memiliki hutang sebesar gunung Shir niscaya Allah akan membayarkan hutangmu. Bacalah:
Doa Kedua
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa salam berdoa:
Doa ketiga
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam berdoa dalam shalatnya:
Aisyah bertanya, "Wahai Rasulullah, Anda sering sekali berlindung dari hutang."
Maka beliau menjawab, "Jika seseorang telah berhutang, maka jika berbicara niscaya ia (bisa) berkata dusta dan jika berjanji niscaya ia bisa mengingkari." (HR. Bukhari no. 832 dan Muslim no. 589)
Semoga Allah melindungi kita dari jeratan hutang dan semoga Allah memberi kita kemampuan untuk melunasi hutang kita saat kita terjerat oleh hutang. Wallahu a'lam bish-shawab.
Hutang dalam banyak keadaan merupakan penderitaan dan tekanan hidup tersendiri, terlebih bagi orang-orang yang kurang mampu. Nabi shallallahu 'alaihi wa salam sendiri dalam banyak kesempatan berlindung kepada Allah dari belitan hutang.
Hutang adalah tanggungan harta di pundak orang yang meminjam kepada pihak yang memberi pinjaman. Sebagai hak sesama hamba, hutang memiliki konskuensi yang berat di dunia dan akhirat. Jika seseorang memiliki hutang kepara orang lain, maka ia wajib membayar lunas hutang tersebut.
Seandainya seseorang yang memiliki hutang meninggal dunia, namun hutang-hutangnya belum dibayarkan secara lunas, maka hutang itu akan tetap menjadi tanggungan dirinya di alam kubur dan alam akhirat. "Segala dosa diampuni atas diri orang yang mati syahid, kecuali hutang." sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam sebagaimana diriwayatkan oleh imam Muslim.
Imam Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Jika seorang laki-laki yang meninggal dan memiliki hutang dibawa kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam, maka beliau bertanya, "Apakah ia meninggilkan harta yang bisa untuk melunasi hutangnya?"
Jika beliau diberitahu bahwa orang yang meninggal itu memiliki harta untuk melunasi hutangnya, maka beliau akan menshalatkan jenazahnya. Adapun jika beliau diberitahu bahwa orang yang meninggal itu tidak memiliki harta untuk melunasi hutangnya, maka beliau bersabda, "Hendaklah kalian menshalatkan jenazah sahabat kalian ini!"
Rasululullah shallallahu 'alaihi wa salam telah mengajarkan beberapa doa agar seseorang mendapat kemudahan dari Allah Ta'ala untuk melunasi hutang-hutangnya. Berikut ini di antaranya.
Doa Pertama
Dari Abu Wail berkata: "Ada seorang (budak) laki-laki datang kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu dan berkata, "Wahai amirul mukminin, saya tidak mampu melunasi uang syarat pembebasan saya, maka bantulah saya!"
Mendengar hal itu, Ali bin Abi Thalib berkata, "Maukah engkau apabila aku ajarkan kepadamu beberapa patah kata yang telah diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam kepadaku. Dengan beberapa patah kata itu, seandainya engkau memiliki hutang sebesar gunung Shir niscaya Allah akan membayarkan hutangmu. Bacalah:
Doa Kedua
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa salam berdoa:
Doa ketiga
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam berdoa dalam shalatnya:
Aisyah bertanya, "Wahai Rasulullah, Anda sering sekali berlindung dari hutang."
Maka beliau menjawab, "Jika seseorang telah berhutang, maka jika berbicara niscaya ia (bisa) berkata dusta dan jika berjanji niscaya ia bisa mengingkari." (HR. Bukhari no. 832 dan Muslim no. 589)
Semoga Allah melindungi kita dari jeratan hutang dan semoga Allah memberi kita kemampuan untuk melunasi hutang kita saat kita terjerat oleh hutang. Wallahu a'lam bish-shawab.
Hutang dalam banyak keadaan merupakan penderitaan dan tekanan hidup tersendiri, terlebih bagi orang-orang yang kurang mampu. Nabi shallallahu 'alaihi wa salam sendiri dalam banyak kesempatan berlindung kepada Allah dari belitan hutang.
Hutang adalah tanggungan harta di pundak orang yang meminjam kepada pihak yang memberi pinjaman. Sebagai hak sesama hamba, hutang memiliki konskuensi yang berat di dunia dan akhirat. Jika seseorang memiliki hutang kepara orang lain, maka ia wajib membayar lunas hutang tersebut.
Seandainya seseorang yang memiliki hutang meninggal dunia, namun hutang-hutangnya belum dibayarkan secara lunas, maka hutang itu akan tetap menjadi tanggungan dirinya di alam kubur dan alam akhirat. "Segala dosa diampuni atas diri orang yang mati syahid, kecuali hutang." sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam sebagaimana diriwayatkan oleh imam Muslim.
Imam Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Jika seorang laki-laki yang meninggal dan memiliki hutang dibawa kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam, maka beliau bertanya, "Apakah ia meninggilkan harta yang bisa untuk melunasi hutangnya?"
Jika beliau diberitahu bahwa orang yang meninggal itu memiliki harta untuk melunasi hutangnya, maka beliau akan menshalatkan jenazahnya. Adapun jika beliau diberitahu bahwa orang yang meninggal itu tidak memiliki harta untuk melunasi hutangnya, maka beliau bersabda, "Hendaklah kalian menshalatkan jenazah sahabat kalian ini!"
Rasululullah shallallahu 'alaihi wa salam telah mengajarkan beberapa doa agar seseorang mendapat kemudahan dari Allah Ta'ala untuk melunasi hutang-hutangnya. Berikut ini di antaranya.
Doa Pertama
Dari Abu Wail berkata: "Ada seorang (budak) laki-laki datang kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu dan berkata, "Wahai amirul mukminin, saya tidak mampu melunasi uang syarat pembebasan saya, maka bantulah saya!"
Mendengar hal itu, Ali bin Abi Thalib berkata, "Maukah engkau apabila aku ajarkan kepadamu beberapa patah kata yang telah diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam kepadaku. Dengan beberapa patah kata itu, seandainya engkau memiliki hutang sebesar gunung Shir niscaya Allah akan membayarkan hutangmu. Bacalah:
Doa Kedua
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa salam berdoa:
Doa ketiga
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam berdoa dalam shalatnya:
Aisyah bertanya, "Wahai Rasulullah, Anda sering sekali berlindung dari hutang."
Maka beliau menjawab, "Jika seseorang telah berhutang, maka jika berbicara niscaya ia (bisa) berkata dusta dan jika berjanji niscaya ia bisa mengingkari." (HR. Bukhari no. 832 dan Muslim no. 589)
Semoga Allah melindungi kita dari jeratan hutang dan semoga Allah memberi kita kemampuan untuk melunasi hutang kita saat kita terjerat oleh hutang. Wallahu a'lam bish-shawab.(arrahmah.com)
www.bringislam.web.id